0 komentar

Jenuh Dengan Keterasingan

Rutinatasku sebenarnya tidak monoton, cukup fariative. Setiap harinya selalu berubah. Hanya saja memang itu-itu saja. Dan pada titik tertentu aku merasa bosan. Aku ingin hidup bebas tanpa beban. Seperti Nugie dan karya-karyanya. Begitulah sepertinya rutinitas yang ingin aku jalani sekarang.

Aku ingin keluar dari rutinitas kerjaanku ini. Aku ingin menulis bebas. Menulis semua yang aku suka. Menulis semua yang aku mau. Tanpa harus memikirkan pendangan orang lain. Tanpa harus terpatok pada aturan-aturan yang ribet. Aku hanya ingin menulis, itu saja.

Hanya seja, untuk menulis juga butuh modal ternyata. Menulis yang berarti dan bisa dipahami orang lain. Bukan untukku sendiri. Aku sadar memang hidup sendiri itu tidak mudah. Tapi akan lebih berat jika kemanfaatan kita ini ternyata hanya untuk diri sendiri. Apa artinya kita jika tidak bisa memberi manfaat?

Saat ini, aku merasa berada di tempat asing. Terasing dan sendiri. Memang aku kenal si A dan si B juga si C de es be. Tapi, rasanya aku tidak ada ikatan hati dengan mereka. Bahkan, aku tak tahu dengan pasti sesungguhnya apa aku ini masih bisa jatuh cinta atau tidak. Rasanya seperti ini benar-benar hampa. Hidup tanpa tahu rasa cinta, rasa bahagia dan haru, tiba-tiba saja menguar dengan mudahnya.

Sungguh! Aku jenuh dengan keterasingan ini. Aku ingin bisa berbagi dengan sesorang yang mengerti tulis menulis, suka baca puisi, cerpen, dan novel. Aku ingin berbincang dengannya, sambil rebahan di pangkuannya.

Mengingatkan aku dengan dia, di pinggiran Masjid tengah sawah itu. Saat hujan lebat-lebatnya. Aku berbaring dipangkuannya. Saat mataku terpejam kurasakan bibir lelbutnya mengecup keningku mesra, tulus, dan sepenuh jiwa. Sungguh menggetarkan.
READ MORE
0 komentar

Cinta, Harus Gimana Aku?

Bingung, sungguh membingungkan menguak misteri cinta yang akan aku jadikan tambatan hatiku. Sungguh aku hanya ingin satu. Satu cinta untuk selamanya. Itu saja kok. Aku sudah lelah menemukan sosok yang cocok untuk diriku. Aku tak bermaksud menyakiti atau apa namanya. Aku hanya ingin berikhtiar. Mencari pasangan hidup yang sesuai dan tepat itu saja.

Saat ini mungkin masalah materi masih menjadi masalah yang belum bisa aku penuhi. Aku akui itu. Masih banyak kebutuhan pribadi yang harus aku prioritaskan. Setidaknya satu tahun ini. Aku harus benar-benar menabung.
Aku ingin gaji 2 bulan ini sama sekali tidak keluar dari rekeningku. Uang di dompet semoga cukup untuk bulan ini. amin...
Sehingga, jika sudah saatnya aku menjatuhkan pilihan pada seorang yang akan temani aku di dunia dan semoga bisa berlanjut hingga akhirat nanti aku benar-benar siap.

Jarak
Masalah jarak ternyata menjadi masalah tersendiri buatku. Rasanya jarak yang jauh tidak sesuai dengan kondisiku dan tentu pertimbangan keluarga. Tentu akan lebih merepotkan jika calonku itu berasal dari daerah yang jauh. Buat, wanita yang pernah menghiasi hidupku yang berasal dari jauh. Maaf jika aku tidak memberi kejelasan dalam hubungan kita kedepannya. Sekali lagi masalahnya bukan apa-apa. Mungkin aku cocok, tapi jarak membuatku urung dan ragu. Semoga kamu yang membaca tulisan ini bisa mengerti. Aku berharap kamu segera menemukan jodoh yang terbaik dan tepat buatmu. Semoga kamu baik-baik saja dan selalu dalam lindungan-Nya. amin.

Kecocokan
Dalam berkomunikasi dan berinteraksi aku mencoba memahami. Memahami untuk memantapkan hati. Aku ingin kita sama-sama menjaga dan membahagiakan. Bukan sebaliknya. Tentu kamu juga sepakat dengan itu. Aku rasa sejauh tidak kebangetan aku nyaman-nyaman saja. Mungkin malah aku yang sering kurang perhatian dan kurang bisa membuat nyaman dalan hubungan. Maafkan, itu yang kuharap. Dan aku pun juga demikian.

Pribadi
Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Aku biasanya menimbang apakah kelemahanku itu bisa ditutupi oleh kelebihannya pasanganku? Aku sadar masalah itung-itung dalam artian secara matematis nayata aku lemah. Aku suka dengan yang pandai dalam menghitung dan matematika.
Sikap dan cara bicara juga selalu menjadi perhatianku. Entah lah, aku selalu kagum dengan wanita yang suaranya mendamaikan dan sikapnya menyejukkan.

Selebihnya
Terima aku dan keluargaku apa adanya saja sih intinya itu. Aku pun juga demikian kok terhadapnya.

Jika sudah begitu. Semua sudah terpenuhi. Tentu agama jd prioritas utama. Akan aku akhiri masa lajangku segera deh. Siapakah kamu?
READ MORE
 
;