Ketika Cinta Datang
Kerling senyummu damaikan hati
Di balik damai aku bernyayi
Kau lah keajaiban duniawi
Datangmu hapuskan sunyi
Bak hujan sehari musnahkan kerak api
Sepagi ini semangat ini membubung tinggi
Cerah berseri-seri ketika rinai percik air menari
Damba temaram rembulan di pelupuk lamun
Menjuntai sendiri di tebing mimpi
Berteman bayang cinta
Urai hati pudarkan duka
Dari penjara cinta
Yang tak jua bersama
Kau lah juwita jiwa
Penentram raga
Ketika usia jauh dari muda
Persandingan keriput penuh makna
Pringgondani, 2008
Rindu Kelabu
Sewindu pilu menjerat hati
Terpekur sunyi di tepi nestapa
Merindu cinta dikala muda
Buang percuma usia menuju senja
Sibak api bakar curiga
Sampai abu kematian pun hilang bau sendu
Hujamkan dosa hingga matikan rindu kelabu
Yang menyayat relung jiwa
Luluh raga bak rasa yang terpisah dari cinta
Hampa penuhi dunia sandiwara
Pentas kehidupan yang penuh drama
Nusantara, 2008
Malam Sunyi
Teriak guntur menggelegar pun tak mampu usikmu
Kian dalam terbenam senyum
Wajar delima damba angkara
Pesonamu terlampau jumawa
Pribadi purba di sore yang tua
Bak simalakama bersandingkan durjana
Terpekur khusuk dalam sunyi
Gelap yang pekat selimuti mimpi
Meronta percuma dibalik jeruji besi
Hingga palu penentu klimaks tiga kali
Benteng Pendem, 2008
Kencana Berseri
Kilau kemilau mengais lara
Tapaki luka resapi ratap
Indah nian pijar mentari duka
Mempesona setiap usia
Hadirkan senja merona merah menyala
Semampai dawai mengalun berirama
Ranum dan matang di usia muda
Peluh keringat saksi nyata
Keriput dan legam kulit terpanggang terik
Banting tulang bukan tidur panjang
Hingga kencana berseri pada waktunya
Figura Mimpi, 2009
Senandung Kasih
Sendu kalabu warna suaramu
Seloroh sukma di tengah gulita
Bak nyanyian sukma terpasung dunia
Kocar-kacir kacaukan pikir dan jiwa
Kau sebut itu rindu
Hingga rayu demi rayu terjamu
Hidangan romantika bercak cinta
Lunglai terkulai hingga klimaks tercipta
Kuburan Kuno, 2009
Janji Suci
Terpatri cinta di kekang agama
Padu irama cumbui pahala
Cerah ceria senyum menggoda
Kenakan jubah putih penuh wibawa
Bunda, sebutan itu dinantinya
Buah cinta yang ditunggu tak kunjung tiba
Waktu pun tak mau berpisah dengan rahasia
Tabir yang entah di mana gerangan kunci pembuka
Rapal dan mantra tak putus
Bergerak lurus memanjat angkasa
Pengusa langit tersenyum dengan polah tingkahnya
Terus memanjat hingga peluh gairah hiasi ruang rahsia
Ranjang Reot, 2009
Semerbak Embun Pagi
Bening rupamu cemerlangkan sepi
Sunyi mentari grayangi bumi
Merangsek masuk hingga pusat segitiga
Tutup mata satu yang hendak meraih jaya
Meronta percuma
Diam makin sengasara
Pasrah diguyur nestapa
Mengutuk durjana
Dalam diam dendam
Belati apes hujam ulu hati
Iblis terkulai
Tak binasa
Hanya menjelma rupa berbeda
Esok pun kobarkan bara
Dendam dan murka
Semerbak embun pagi
Meredam kobaran durja
Memeluk angkara dengan mesra
Ciptakan perang dalam diam
Hingga masa bertemu ujungnya
Trowulan, 2010
Mawar Mewangi
Merah merekah penuh gairah
Subur menghibur penidur kubur
Sepoi-sepoi berderai rinai wangi semampai
Bisik rintik merintih kasih
Wakil aroma wangi dua alam
Terlihat oleh mata
Teraba oleh batin
Teman cinta dikala bahagia
Sahabat maut dikala duka
Pesarean Cinta, 2010
Duri Terperi
Tajam birumu menyayat lembayu
Melihatmu terbang bersama deru
Sembilu rindu menguar sayu
Sejenak malu kala bertemu
Sadar kini kau tak lagi milikku
Pasanggrahan Mantan, 2011
Kuncup Berair
Kuat arusmu menderu di pucuk sendu
Memahat rekah gelisah kumbang madu
Rayu kupu mekarkan kuncupmu
Sirami cawan suci kala istijab merayu
Basah penuh gairah
Dalam bingkai mesra dan dahaga jiwa
Satu dan padu di atas kuncup
Mendaki puncak kenikmatan penuh madu
Taman Bunga, 2011
Mekar Terpendam
Pekat rautmu di tengah salju
Lembayung pilu mencecap jingga
Merahmu menyala kala surya menyapa
Hadirkan cerah penuh gairah menuju senja
Mendung menggantung berselimut sarung
Usir dingin semangat ibu babaran
Mekar terpendam trekan diam termenung
Trekan, 2011
Senandung Tangkai
Hijau ku sejukkan qalbu
Kuat menyangga riang gembira
Menari lincah tersapu angin
Bolak balik tak kemana
Diam tak bergeming hingga terinjak usia
Hijaumu pudar berganti coklat tua
Hingga rayap menjerat menguraimu
Juga terik membakar yang menyulapmu jadi hitam
Pekat dan terabaikan
Bak Sampah, 2011