Jenuh Dengan Keterasingan

Rutinatasku sebenarnya tidak monoton, cukup fariative. Setiap harinya selalu berubah. Hanya saja memang itu-itu saja. Dan pada titik tertentu aku merasa bosan. Aku ingin hidup bebas tanpa beban. Seperti Nugie dan karya-karyanya. Begitulah sepertinya rutinitas yang ingin aku jalani sekarang.

Aku ingin keluar dari rutinitas kerjaanku ini. Aku ingin menulis bebas. Menulis semua yang aku suka. Menulis semua yang aku mau. Tanpa harus memikirkan pendangan orang lain. Tanpa harus terpatok pada aturan-aturan yang ribet. Aku hanya ingin menulis, itu saja.

Hanya seja, untuk menulis juga butuh modal ternyata. Menulis yang berarti dan bisa dipahami orang lain. Bukan untukku sendiri. Aku sadar memang hidup sendiri itu tidak mudah. Tapi akan lebih berat jika kemanfaatan kita ini ternyata hanya untuk diri sendiri. Apa artinya kita jika tidak bisa memberi manfaat?

Saat ini, aku merasa berada di tempat asing. Terasing dan sendiri. Memang aku kenal si A dan si B juga si C de es be. Tapi, rasanya aku tidak ada ikatan hati dengan mereka. Bahkan, aku tak tahu dengan pasti sesungguhnya apa aku ini masih bisa jatuh cinta atau tidak. Rasanya seperti ini benar-benar hampa. Hidup tanpa tahu rasa cinta, rasa bahagia dan haru, tiba-tiba saja menguar dengan mudahnya.

Sungguh! Aku jenuh dengan keterasingan ini. Aku ingin bisa berbagi dengan sesorang yang mengerti tulis menulis, suka baca puisi, cerpen, dan novel. Aku ingin berbincang dengannya, sambil rebahan di pangkuannya.

Mengingatkan aku dengan dia, di pinggiran Masjid tengah sawah itu. Saat hujan lebat-lebatnya. Aku berbaring dipangkuannya. Saat mataku terpejam kurasakan bibir lelbutnya mengecup keningku mesra, tulus, dan sepenuh jiwa. Sungguh menggetarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Absen dl y,,

 
;