Pengumpulan Jilid Skripsi

Tempat penjilidan berjubel antri, hari ini baru bisa aku ambil setelah jum'at kemaren aku antrikan. Selanjutnya aku coba ikuti alur birokrasi yang mbuuuuuulllleeeeeeeeeeeet. Tujuan pertama ke Akademik. Sesampainya di Akademik Fakultas aku kaget aku melihat adik (mantan). Langsung saja aku sapa, aku jabat tangan dan langsung menuju meja Pak Edi, petugas Akademik yang sangat hati-hati. (untuk menghindari kata ruwet) Dari Akademik aku harus menyetempel skripsi lalu meminta surat untuk bukti pengumpulan di Perpus Fakultas dan Perpus Pusat.
"Untuk yang membayar pelepasan Rp. 200.000 itu kapan Pak?" tanyaku datar.
"Nanti aja setelah pengumpulan," jawabnya sambil terus bekerja.
Aku langsung menuju Perpus Fakultas. Sesampainya di Perpus Fakultas aku mengantri lagi. Setelah mengantri lama, tibalah giliranku.
"KTM dan kwitansi mas?" tanya petugas.
"Kwitansi?" tanyaku balik dengan nada bingung.
"Yang 200.000 itu?" tanyaku lagi mencoba memperjelas.
Aku balik lagi ke ruang akademik untuk membayar. Setelah selesai membayar aku kembali ke Perpus. Setelah proses pengecekan yang menegangkan karena kartu perpusku yang hilang entah kemana, aku lolos juga.
"Setelah ini langsung ke Pusat pak ya?"
"Enggak minta rekomendasi saja dulu."
Aku balik lagi ke Akademik. Meminta rekomendasi ke Pak Edi. setelah beberapa lama menunggu akhirnya aku bisa langsung meluncur ke Perpus Pusat.
Nah di sini aku ingin memberi judul Birokrasi = Setiap Kursi Minta Komisi bagaimana tidak? Setelah aku bertanya aku diminta langsung ke atas sesampainya di atas aku diminta ceklist di bawah dulu. Hedew RWT BGT kan. Okelah, aku ikuti alurnya. Sesampainya di bawah dua orang mahasiswi mengantri dan mengatakan padaku.
"Masih nanti jam 1 mas. Ini masih istirahat."
Okelah, aku titipkan buku dan berkas skripsiku pada salah satu petugas. Aku menuju masjid untuk menjalankan Sholat Dhuhur. Selesai sholat aku kembali. Petugas itu membaca namaku dengan fasih bahasa arabnya.
"Kartunya mas?" sambil melihat dataku di layar monitor.
"Waduh hilang mbak..."
"Kalau hilang denda Rp.10.000" Jawabnya santai.
"Ele-ele, mbayar lagi mbak? Aku gak punya uang. 5 ribu aja ya?" Tawarku. (Macem beli apa ja pake di tawar ahahahaha)
"Ya sudah. gak apa-apa (kali ini dengan senyum)."
Selesai, langsung ke lantai atas lagi, proses pengumpulan. Cek isi CD (wow apa-apaan) haha.
"Ini data-datanya belum dipisah mas."
"Lha gimana bu?" tanyaku kesal. (lha gak tahu pake syarat gitu mana di tempel di meja petugas itu lagi aturanya.
"Bayar 7.500 aja klo mau di proses di sini"
"Iya" (dari pada harus bolak balik lagi, capek Bos!)
"Ya, sudah silahkan ke Petugas selanjutnya."
Petugas itu adalah penerima jilidan dan kaset skripsi + 2buku sebagai sumbangan. Karena aku tidak mau bayar lagi. Aku berikan saja 2 buku yang pernah dikasih Adik sebagai oleh-oleh dari Amerika dulu di Perpus itu. Mungkin di situ lebih bermanfaat.
"Sebetulnya bukunya sudah ditentukan mas."
"Lho, ini buku langka lho mbak. Belinya dari Amerika kok." Ucapku serius tapi tak sampai keluar urat hijau.
Para petugas itu nampak bersepakat. Dan akhirnya di terima juga sumbangan buku itu.
"Terima kasih ya Dik, bukumu telah meringankan satu proses ruwetnya birokrasi yang ku lalui."
Besok tinggal minta bukti pada Pak Edi. Semoga kali ini dia mau memperlancar urusanku. Dengan menanda tangani bukti aku sudah mengumpulkan skripsi ini. amin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Absen dl y,,

 
;